BAGIAN 2 : Asrama (KARANGGAYAM), Mengapa Kau Berbeda?
Assalamualaikum…Hallo semuaaa..bertemu lagi bersama saya..
Kemarin, di Bagian 1 kisah hari-hari pertamaku di Universitas Gadjah Mada, Semua Tentang Merantau sudah kuceritakan yaaaa. Nah, di bagian tersebut, aku pernah berkisah tentang pilihanku untuk tinggal di Asrama, kan? Karena aku sudah berjanji untuk menceritakan kisah Asramaku yang “tidak biasa-biasa saja”, sekarang waktunya janji itu ditepati, ya!

Asrama Dharmaputera Karanggayam
Source : Google
Jika kita mendengar atau menyebutkan kata “asrama” pasti yang langsung terlintas dipikiran kita adalah “Jam Malam”, atau “Kamar Mandi Antre”, bahkan “teman-teman pendiam”, dan masih banyak lagi. Tetapi percayakah teman-teman bahwa hal-hal lucu yang sering terlintas itu benar-benar tidak kurasakan ketika aku menginjakkan kakiku di Asrama yang hingga kini aku tempati. Sambutlah dengan meriah……”UGM Residence Dharmaputera Karanggayam”.
Yap, ini adalah satu di antara asrama milik Universitas Gadjah Mada yang disediakan untuk mahasiswa baru yang berasal dari luar Yogyakarta untuk bertempat tinggal di setahun pertama. Perlu teman-teman ketahui bahwa UGM sendiri saat ini menyediakan 5 asrama mahasiswa , 2 untuk putra, yaitu Dharmaputera Karanggayam dan Dharmaputera Baciro, serta 3 asrama khusus putri, yaitu Ratnaningsih Bulaksumur, Ratnaningsih Kinanti, dan Ratnaningsih Sagan. Aku akhirnya menjatuhkan pilihanku ke asrama Karanggayam selain karena tersedia untuk pria (wkwk) tapi juga karena lokasinya yang cukup dekat dengan kampusku, Fakultas Hukum, yang menurut Google Maps sekitar 2,5 Km. Kalau boleh curhat, berhubung semester ini masih kujalani dengan kaki (baca : jalan kaki) maka Asrama Karanggayam adalah paling strategis.
Kembali ke “Asrama, Mengapa Kau Berbeda”, aku cukup terheran-heran melihat apa yang kulihat saat ini. Aku sangat ingat waktu itu tiba di asrama pada hari Jumat, 29 Juli 2016. Begitu sampai, aku disambut ramah oleh satpam dan menunjukkan arah kepadaku untuk ke meja resepsionis. Sampai di meja resepsionis yang terjadi juga sama, Mas Fredy resepsionis kami menyambut dengan ramah kedatanganku. “Selamat datang mas, silahkan duduk dulu, ya. Sambil antre, hehe”, ucapnya waktu itu yang kebetulan juga sedang melayani tamu yang mungkin juga calon penghuni asrama. Oke, ini kesan pertama yang luar biasa bagiku.
Singkat cerita selesai sudah proses check in, setelah menandatangani surat pernyataan, aku dipersilahkan naik ke atas untuk menuju kamarku (kamarku di lantai 2). Baru bersiap untuk naik, tiba-tiba turun seorang mahasiswa baru juga, yang kini aku panggil Pai dan dialah yang menemani hari-hariku selama setahun nanti. Yuhuuu, aku dan Pai sudah janjian untuk sekamar karena kami berasal dari jurusan yang sama, HUKUM. Hehehe
Saat itu kondisi asrama, khususnya lantaiku masih sepi. Hanya ada beberapa penghuni yang sepertinya juga baru datang. Mereka masih malu-malu, tampak pendiam, cuek, mungkin akan dingin? Ya sama, aku juga. Hahaha. Tradisi wajib setiap memasuki lingkungan baru adalah perkenalan, ya apalagi kita akan bersama-sama dalam setahun kedepan. Orang pertama yang ku kenal selain Pai adalah Adit yang berasal dari Kebumen dan kini menjadi tetangga depan kamarku. Aku sedikit lupa urutan perkenalanku, yang jelas aku tak akan lupa seluruh penghuni lantaiku karena itu WAJIB hukumnya (sebagai Ketua Lantai yang baik, haha). Mas Yuli dan Imam penghuni 215, Risky dan Ricky penghuni 216, Adit dan Awif di 217, Aku dan Pai di kamar 218, Mas Choi dan Bagas 219, Kresna dan Teko 220, Jojo dan Awe 221, Aji dan Ananta 222, Nafizal dan Adhit 223, serta Adnan dan Nadhil yang menghuni 224 (serius ini hafal tanpa contekan wkwk).
Hari pertama masih terlihat canggung, tapi kepedulian mulai terlihat dari teman-temanku yang saling membangunkan ketika Adzan Subuh, LUAR BIASA!. Dua hari berlalu kini saatnya kita memasuki waktu PPSMB, rangkaian perkenalan mahasiswa baru di Universitas Gadjah Mada. Dari sinilah mulai terlihat, kebersamaan dan kepedulian teman-temanku sesama penghuni asrama. Kami saling bangun membangunkan agar tidak telat, berangkat ke kampus dengan berjalan kaki bersama, atau ada yang menawari tumpangan untuk ke kampus, bahkan kita sudah mulai tak segan berlatih gerakan seleberasi di depan TV untuk acara penutupan PPSMB. Hahahaha.

Makan Bersama di Awal Pindahan

Latihan Selebrasi PPSMB
Karanggayam, Mengapa Kau Berbeda? Sepertinya benar-benar tepat untuk melukiskan pertanyaan dibenakku saat itu. Jam Malam, ya ada. Tapi aku percaya bahwa itu sebagai pelatih kedisiplinan bagi kita, mahasiswa luar daerah yang jauh dari orang tua, untuk senantiasa menjaga diri dari hal-hal tidak baik di luar sana. Kamar Mandi antri? Tidak sama sekali! Hahaha. Walau kami menggunakan kamar mandi bersama, tapi hingga saat ini kami belum pernah mengantri lho…selain karena kesadaran pribadi, kamar mandi kita juga banyak kok! Hehe. Teman-temen pendiam? Percayalah itu hanya Mitos! Kita tak segan saling berbagi kisah setelah seharian di kampus, tak segan pula berbagi keluh kesah bahkan candaan yang sering mengundang tawa dan keriuhan di lantai kami. Ya, itulah Asrama, yang sejauh ini “katanya” tapi ternyata “begitu luar biasa”
Hingga kini kita masih sering menyempatkan diri di tengah kesibukan kampus untuk sekadar bercengkrama membicarakan segala hal, apapun itu. Satu hal yang terlintas dipikiranku hingga saat ini adalah ketika kelak kita telah menjadi “orang”, maka asrama ini dan kisah di dalamnya akan menjadi bagian dari kisah yang akan kami ceritakan kelak.